Sabtu, 19 Oktober 2013

Ikhlas memberi, melepaskan, dan memahami

Tiba -tiba suara itu terdengar, aku berlari menuruni tangga lantai 2 kamar kosku. Hujan, akhirnya hujan
datang, aku buru buru menyiapkan indra penciumanku, membaui tanah,mengirup debu-debu beraroma menyenangkan itu dengan dalam, hingga sesak, karna aku hanya mengirup enggan melepaskan.

Kurentangkan kedua tanganku, ku hadapkan wajahku pada arah hujan turun, sempurna sudah aku menikmati hujan pertama yang turun, 16 Oktober 2013.

Pasti aku sudah disangka gila kalo saja ada yang melihatku ;p. Setelah cukup basah, aku masuk kembali, lantai 2 kosku sebagian menggunakan semacam pengganti genteng berbahan plastik, namanya aku lupa, mejadikan suara hujannya semakin dramatis, dan tentu saja, siklus udara lantai 2 tak begitu bagus membuat bau tanahnya berhamburan agak lama dalam lorong. Aku terbuai dan tersenyum.

Tuhan, tepat sekali menurunkan hujan, datang saat aku membutuhkan pengingat keridhaan dalam menerima pilihan-pilihan terbaik dari Tuhan. Yang memberi hujan, melepaskan keberkahan disetiap butir tetesannya, memahami dan mendengarkan permintaan lapal doa dalam setiap usai sujud hambaNya. Tidak kah kita percaya, bahwa ada balasan disetiap perbuatan kita? Tuhan selalu adil, teramat adil, dan lewat hujan Dia mengisyaratkan itu semua. .
Iklaskan hati dan muarakan pada Ilahi, maka kemudahan akan mengikuti, Insyaallah :)
Sampai nanti ketika hujan tak lagi 
Meneteskan duka meretas luka 
Sampai hujan memulihkan luka
-Efek rumah kaca_desember-