Tok. . . Tok, Kepalanya melonggo dibelakang pintu, sedang badan
dan kakinya masih diluar. “ Maaf pak, terlambat” sambil mengganguk dalam. Seisi
kelas melihat muka lusuhnya, napasnya yang terenggah enggah karena efek berlarian
menuju kelas.
lima belis menit kemudian. . .
dalam posisi songo uang, terlelaplah sesekali, kantuk melanda!
lima belas menit kemudian. . .
“ yak, kelas kita akhiri sampe ketemu pekan depan, RMK dan
Case jangan lupa dikumpul lewat email jam 12 malam”
Itu sebagian dari ironi mahasiswa berkebutuhan khusus, ya
butuh kuliah untuk menaikkan kepintaraannya, dan butuh bekerja untuk sekedar
mengepulkan dapur. Hei.. kau pikir kuliah sambil kerja itu gampang? Emang susah
si, tapikan seenggaknya gak sesusah kerja sambil kuliah #eh ;p
Bagi rekan-rekan saya ,anak Transferan D3 ke S1, mungkin
selalu membutuhkan injury time untuk hidup karena rutinitas, kerja 8-5 , kuliah
5-9 , mengerjakan tugas 9-1 dan tidur 1-5
itu sangat membuat mata menjadi saingan panda :D. Apalagi tantangan untuk
membayar biaya kuliah, menjadikan MBK ini benar-benar menjadi manusia yang
complicated.
Generasi Cong! Generasi pokok e teko mantep ! Mantep dan ikhlas gak mengerjakan tugas, mantep dan ikhlas dicuekin dosen karna hobi telatan. Asal semua dijalani dengan tanpa mengeluh, dan selalu mencoba memberikan yang terbaik menurut versi kita itu sudah satu bentukan menerima qodo dan qodar bukan? hehehe, gak semua temen saya gitu sih, ada beberapa yang bekerja, tapi juga tetep menunjukkan eksistensi dan kecerdasan yang memukau. :) bahkan, kakak tingkat saya yang karena cuti hamil dan melahirkan dan menjadikannya satu semester ini barengan sama saya, karir di kantor pajaknya cemerlang, anaknya juga masih idup dan baik baik aja, kuliahnya, jangan ditanya, dosen apal sama mb ini karna kritis, skeptis, dan konservatif, ya jelas, anak stan gitu loh :D *njut???
Tapi bagaimanapun, bekerja adalah salah satu bentuk jihad fi sabilillah. itu hadis nabi loh, bunyi terjemahannya gini
“…kalau ada seseorang keluar dari rumahnya untuk
bekerja guna membiayai anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha
Fisabilillah. Jikalau ia keluar bekerja untuk kedua orangtuanya yang sudah tua, maka ia Fisabilillah. Jikalau
ia bekerja untuk dirinya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang
lain, itupun Fisabilillah. Jikalau ia bekerja untuk keluarganya, maka ia
Fisabilillah. Tetapi apabila ia bekerja untuk pamer atau untuk
bermegah-megahan, maka itulah Fisabili Syaithan atau karena mengikutu jalan
Syaithan.” (HR. Thabrani 2/140)
Beh gimana? level fisabilillah loh ya, bukan kah sangat mulia kedudukannya, double fisabillah karna ples kuliah. Saya cukup merasa kagum dengan kekuatan teman-teman saya, baik yang cemerlang atau menuju cemerlang, tapi kita harus sadari bekerja bukan kambing hitam. Janganlah ya, itukan rezeki dari Allah, mintanya aja banter, pas udah dikasih eh dijadiin alasan buat pembenaran :D *maksud e pie toh?
contoh ni :
A : IPmu piro?
B : 5
A : cilik men IP mu, si C wae IP ne 8
B : aku kan kerjo,
A : oh.. wis nggarap tugas durung?
B : Durung , aku kan kerjo
A : Oh, la Proposal penelitianmu pie? wes tekan hipotesis ?
B : Durung, aku kan kerjo
solo - jogja 15 nov 13
dalam kereta sriwedari