Minggu, 22 September 2013

Lahora dan Ketakutan Semu


Jam 00.00 tanggal 21 September 2012 adalah satu bagian kehidupan saya yang mendebarkan ,  buat teman saya sudah ribut mengajak mbolang juga, karna kalo pengumumannya bernilai negatif agaknya mbolang batal karna aku akan nangis seharian dirumah. ;p

“Mbem, gak ada! “ katanya dalam telpon,
“ha, gak ada? Gak ketrima gitu maksudnya?” saya galau setengah hidup, duh, rasanya pengen jedotin kepala ketembok atau apalah bodylanguage yang membahasakan saya kecewa #halah.
“bukan, pengumumannya yang g ada. Belom ada.” Jawabnya sambil cengengesan
“Ah sial, kirain namaku yang g ada, ya udah, jam empat cek lagi, kalo ada aku ikut ke malang”
“ok sib “ jawabnya cepat, dia meninggalkan saya yang lama terdiam memandangi langitlangit kamar. Takut menghadapi segala kemungkinan.

Tentu saja drama melihat situs calon kampus ini berlangsung setiap jam, dan semakin banyak orang juga yang saya daulat mengupdate informasi pengumuman, karna akhirnya saya tetap berangkat ke malang. ;p

Pukul  10, teman saya yang bekerja di salah satu bank syariah di indonesia menelpon, menawarkan satu pekerjaan, lagi butuh orang katanya, butuh cepet pokoknya. Dan kenyataannya saya sangat pengen kerja disana, kesempatan pun ada, kupikir itu cara Tuhan mem”pukpuk” saya kalo g ketrima jadi mahasiswa, saya mendapat pekerjaan ditempat impian. Bukankah keren sekali recana Tuhan? :D

Drrrrrttt, hape bergetar ada sms masuk menanyakan nomer pendaftaran ujian masuk, dengan cepat ku balas smsnya. Tak lama
Nama : Indriani
No Pendaftaran : XXXXXXX
Selamat anda diterima difakultas ekonomi jurusan akuntansi, silahkan melihat pengumuman lanjutan di situs kami.

Aku keluar, menuju bordes, bersyukur kegirangan (sayang tempatya g memungkinkan buat sujud syukur), beruang soka pun bilang kalo pengumumannya udah keluar dan namaku ada. Kami bertemu direstorasi untuk mengecek kebenaran sms tadi di situs kampus.
Alhamdulillah, hasilnya sama. Ibuk juga bersyukur kuberitau lewat telpon. Tugas pertama saya selesai mak, membuatmu tidak malu dan bangga. ;p

Kemudian kulihat dia tersenyum manis, dia dan dia, yang tidak sengaja bertemu tatapannya. Ah, romantisme anak muda selalu alay dimata saya. #padune

“Jadi kita bakalan nyebrang 3 jembatan om?” aku bertanya ngeri setelah sampai di lahora ( sebutan manis untuk lahor ;p ). Ya kami telah sampai di lahora, spoting mainstrem dimalang. Jangan bilang kalian udah spoting kereta di Malang kalo belom ke lahora ;p.

Dan dilihat dari sisi posisi personil, aku tentu saja harus pasrah, tidak punya pegangan meskipun hanya sebuah tas terlebih tangan. ;p Toh, pada akhirnya saya lolos melewati 2 jembatan kecil sebelum sampe lahor, dan tentu saja jembatan lahornya itu sendiri dan tentunya tanpa pegangan (kebanyakan dan tentu ). Well, kalian bisa uji seberapa “berani takut”nya diri kalian, dan mentalitas kalian dengan menyebrangi jembatan kereta ,apalagi pas pjl bunyi / kereta dateng kalian masih ditengah jembatan :p 

 

Pada akhirnya, saya pulang membawa oleholeh, sebuah pemahaman tentang ketakutan. Ketakutan yang bersifat semu. Ketakutan bisa kalian patahkan dengan keyakinan kalian, bisa juga patah karena hasilnya sudah didepan mata, terlebih karna keterpaksaan yang nyata membuat kalian harus memilih, antara jadi pecundang atau melawan ketakutan meskipun berakhir malang. Oya, satu lagi keraguan (awal dari ketakutan) kalian pada sesuatu hal yang sangat penting, bisa membuat kalian kehilangan (yang paling kalian sayang mungkin) ya gak om aji? ;p

Betewe, kemaren, postingan tentang jembatan juga ikut terinpirasi gara2 nyebrang lahor ini :) dan cara untuk mencapai lahor kalian bisa liat dipostingan setahun sebelumnya. yuk kemalang! *sambil senyamsenyum karna pekan depan kemalang. :)

Tidak ada komentar: